Sabtu, 12 Agustus 2017

Penyesalan Tiada Akhir

  Setelah genap empat tahun saya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, semakin saya merasakan kebingungan. masalah skripsi yang belum ACC sampai catatan ini ditulis. entah mau marah dengan siapa, bingung melampiaskan amarah yang yang telah lama terpendam. Amarah ini berawal dari " kesalahan" dalam mengambil keputusan empat tahun yang lalu. keputusan yang terlihat sepele namun berpengaruh besar terhadap kehidupan dan psikologis ku saat ini.   
  Sembari menunggu ACC skripsi yang cukup lama waktu tunggu, perasaan menyesal selalu mengahantui setiap saat terutama dipagi hari, saya selalu merasa takut  dan bingung tanpa alasan yang jelas. entah itu karena keputusan yang telah aku ambil empat tahun lalu, atau dengan masa depan yang belum jelas ini. Hala ini membuat hidupku diperbudak oleh keadaan, saya tidak dapat menikmati masa sekarang karena dihantui  masa lalu dan khawatir dengan masa depan, hasilnya saya tidak dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya red, produktif seperti kebanyakan mahasiswa lain. bingung harus berbuat apa untuk mngisi kekosongan waktu yang telah sia-sia tanpa manfaat, menghabiskannya dengan termenung tanpa tindakan nyata. Disatu sisi jika saya melakukan kegiatan, saya terus dihantui perasan takut dan khawatir dan hasil dari kegiatan yang saya ikuti tidak maksimal. salah satu contoh dari hal ini, yaitu apabila saya mengikuti salah satu organisasi di kampus, maka pikiranku akan terus meras khawatir. sehingga saya mengikuti organisasi tersebut setengah-setengah.
     Hidupku ibarat kapal yang berlayar tanpa tujuan, hanya mengambang di tengah lautan yang nakhkodanya tidak tahu arah, terus berlayar tanpa tahu kapan perjalanan inin mengetahui kemana akan berlabuh. hidup tanpa tujuan memanglah sangat menyakitkan. dan sekarang empat tahun sudah berlalu masa kuliah yang sangat berharga terbuang sia sia tanpa ada kesan yang ditinggalakan. Aku merasa gagal dengan kehidupanku. saya tidak dapat menikmati masa-masa ini dengan semestinya, waktu kuhabiskan untuk meratapi kesalahan masa lalu, menyalahkan diri sendiri tanpa berbenah sedikitkun. Sya selalu membandingkan diriku dengan prestasi yang telah diraih oleh teman-teman, salah satunya Sony. setiap diap meraih prestasi yang membanggangakan, hati saya selalu berontak, mengapa saya tidak seperti dia, terkadang sambil menitikkan air mata. ingin rasanya membeli mesin waktu untuk memperbaiki kesalahan masala lalu. penyesalan ini sudah saya ramalkan empat tahun lalu, dan sekarang BOOM akhirnya apa yang kutakutkan sudah terjadi, dan harus aku hadapi. Mungkin menulis blog sedrhana ini adalah salah satu cara saya untuk mengabadikan perasaan ini agar tidak terlupakan oleh zaman.